Kamis, 01 September 2011

"KOTA TERLARANG" /BEIJING-CHINA

Berakar jauh di pusat kota Beijing, Kota Terlarang tanggal kembali ke era dimana dinasti Ming dan Quing memerintah selama berabad-abad, dan berfungsi sebagai pusat dari kedua agama dan politik. Dibangun antara 1406 dan 1420 Kota Terlarang arsitektur memuncak dengan campuran antara bakat klasik Cina dan Asia Timur, setelah terbukti dengan cukup berpengaruh untuk struktur kemudian baik lokal maupun nasional.



Dikelilingi oleh dinding 10 meter luar dan dikelilingi oleh parit yang dalam 6 meter, Kota Terlarang menawarkan lebih dari 980 gedung-gedung yang masih hidup dengan lebih dari 8.707 teluk kamar dan mencakup beberapa 720.000 meter persegi. Kota Terlarang kompleks dapat dibagi menjadi dua bagian, bagian selatan juga dikenal sebagai Mahkamah Luar dimana kekuasaan politik ditegakkan, dan bagian utara, juga dikenal sebagai Pengadilan Inner tempat tinggal keluarga kerajaan. Sekarang, lebih saat ini disebut sebagai Istana Kekaisaran, tidak sampai mengikuti pengusiran kaisar terakhir dari Dinasti Quing pada tahun 1924, apakah status perubahan Kota Terlarang. Sebelum ini hanya Royalti, politik pejabat, selir dan pelayan diizinkan masuk ke lingkungan yang terjaga keamanannya istana, tidak ada rakyat jelata diizinkan kecuali izin tersurat diberikan. Sekarang orang hari berkeliaran di kompleks rumit bebas menikmati desain yang indah mengingatkan kita pada dinasti Cina kuno.

Sebuah warna yang umum menampilkan seluruh desain berwarna kuning, warna Emporer. Beberapa aksen, dinding, halaman, dan atap merefleksikan tema ini. Pengunjung hari ini juga dapat menjelajahi Museum Istana yang merupakan tempat kumpulan berdasarkan dinasti Qing, terdiri dari keramik, lukisan, potongan giok, artefak istana dan ware perunggu.





Kota Terlarang


Zijin Cheng atau yang lebih dikenal dengan nama kota terlarang adalah sebuah istana kekaisaran yang dibangun pada pertengahan dinasti Ming sampai terakhir ditinggalkan oleh dinasti terakhir China, Dinasti Qing. Terletak di distrik Dongcheng, ditengah kota Beijing Cina. Selama hampir 500 tahun istana ini menjadi tempat tinggal kaisar dan sanak soudaranya, sebagai pusat pemerintahan dan politik dan sebagai pusat penyelenggaraan upacara ritual dinasti yang berkuasa. Dibangun dimulai pada tahun 1406 sampai 1420 dimana terdiri dari 980 gedung yang masih tersisa, terdiri dari 8.707 kamar yang berdiri di tanah seluas 720.000 meter persegi.

Nama Zijin Cheng terdiri dari kata "Zi" yang artinya ungu yang bermakna bintang utara (ZiWei) dimana dalam astrologi cina kuno merupakan tempat tinggal Kaisar Langit beserta keluarganya. Maka istana kota terlarang merupakan tempat tinggal Kaisar Bumi yang memerintah Bumi. "Jin" berarti "terlarang" yang bermakna tidak ada seorangpun bisa memasuki dan keluar istana tanpa seijin kaisar. "Cheng" berarti kota yang memiliki tembok. Saat ini istana kota terlarang lebih dikenal dengan nama "Gugong" oleh orang cina yang artinya "bekas istana". Saat ini istana kota terlarang dimanfaatkan sebagai museum dan oleh UNESCO diberi gelar "situs warisan dunia" pada tahun 1987.

Kota terlarang dulunya merupakan bagian dari kompleks kota kekaisaran dinasti Mongol Yuan. Pada masa pembentukan dinasti Ming, Kaisar Hongwu memindahkan pusat pemerintahan dari Beijing ke Nanjing dan memerintahkan istana di Beijing untuk dirobohkan. Pada saat putranya Zhudi menggantikannya dan bergelar Kaisar Yongle, ibukota kembali dipindahkan ke Beijing. Pembangunan istana dimulai tahun 1406 dan menjadi cikal bakal istana kota terlarang. Pembangunan selama 15 tahun dan melibatkan satu juta pekerja. Material yang digunakan diantaranya potongan penuh kayu yang sangat mahal saat itu, kayu "nanmu" yang didatangkan dari hutan di barat daya cina. Potongan batu marmer ukuran sangat besar juga digunakan dalam pembangunan istana terlarang yang didatangkan dari tambang batu dekat Beijing. Lantai-lantai istana disusun oleh batu bata yang dikatakan "batu bata emas". Bukannya karena terbuat dari emas namun batu bata ini dibuat dari material khusus dengan teknik yang sangat tinggi yang memakan waktu berbulan-bulan untuk membuatnya sehingga harga sebatang batu bata ini harganya lebih mahal dari sebatang emas.

Dinasti Ming menempati istana kota terlarang dari tahun 1420 sampai 1644. Pada April 1644, pemberontakan yang dipimpin Li Zicheng mampu menggulingkan Dinasti Ming dan mendeklarasikan dirinya sebagai kaisar pertama dari Dinasti Sung. Namun tak lama kemuadian, Zicheng melarikan diri dari istana sebelum tentara koalisi sisa tentara Ming dengan tentara Manchu menyerang istana. Di bulan Oktober, seluruh cina bagian utara sudah dikuasai oleh bangsa Manchu. Bangsa Mancu akhirnya menguasai tahta kaisar cina dimana Kaisar Shunzhi diangkat sebagai kaisar cina dan menamakan kekaisarannya sebagai Dinasti Qing. Dinasti ini merupakan dinasti pertama di Cina yang bukan merupakan dari bangsa cina, namun dari bangsa asing di sebelah utara cina (mongol).

Pada tahun 1860 era Perang Opium kedua, Persekutuan Perancis menduduki istana terlarang sampai perang berakhir. Pada tahun 1900, istri Kaisar bernama Dowager Cixi melarikan dari istana terlarang karena istana diserang oleh pemberontak Boxer. Pemberontak menduduki istana terlarang sampai tahun berikutnya. Setelah menjadi istana dari 24 kaisar Ming dan 10 kaisar Qing, istana terlarang akhirnya jatuh ke tangan pemerintah Republik Cina pada tahun 1912 dimana kaisar terakhir yang menempati istana terlarang adalah Kaisar Puyi. Gaya hidup Puyi yang boros membuat barang-barang perabotan dari dalam istana dijual dan juga banyak barang-barang yang dicuri oleh orang-orang dalam istana. Istana bagian dalam masih ditempati oleh Kaisar Puyi namun istana bagian luar digunakan oleh pusat pemerintahan oleh Pemerintah Republik Cina, sampai akhirnya kaisar terbunuh oleh pemberontakan di tahun 1924. Setelahnya, istana lalu dijadikan sebagai museum istana oleh pemerintahan republik.

Pada tahun 1933 merupakan era pendudukan tentara jepang di cina. Harta peninggalan istana terlarang lalu dievakuasi ke bagian barat cina untuk menghindari penjarahan dari tentara jepang. Namun beberapa dibawa menuju Taiwan oleh Chiang Kai Shek, yang merupakan pemimpin partai Kuomintang. Partai ini didirikan Song Jiaoren dan Sun Yatsen. Partai ini yang berasaskan demokrasi memimpin republik cina dari 1928 sampai 1949 setelah kalah dalam "Perang Sipil Cina" dari Partai Komunis Cina. Kekalahan ini memaksa orang-orang yang beridealisme demokrasi harus "mengungsi" ke Taiwan dan akhirnya menjadi cikal bakal politik demokrasi di Taiwan.
:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar